Bagi pengendara motor kalau mendengar kata ‘razia’ bawaannya langsung deg-degan. Rasa apakah ini? Namun yang pasti bukan cinta. Jantung mereka berdetak lebih cepat lantaran dalam setiap pemeriksaan pasti petugas polisi punya berbagai macam trik demi mencari kesalahan pengguna jalan.
Heits, gak cuma pak polisi yang bisa nyari kesalahan kamu. Kamu juga bisa kok mencari ‘titik kelemahan’ mereka. Hihihi. Bukan ingin melawan aparat, namun ada saja oknum petugas yang nakal. Pura-pura mengadakan razia demi menguntungkan dirinya. Nah, supaya kamu terhindar dari razia bohongan ini, kamu tanyakan 5 hal ini deh. Berikut ulasan yang diambil dari Liputan6.com. Simak, yuk.
1. Adanya papan pemberitahuan.
Kita sering mendapati razia secara mendadak atau disergap tiba-tiba dan pak polisi bilang sedang mengadakan razia. Ini namanya pemeriksaan bodong. Padahal jelas hukumnya di Pasal 15 ayat 1-3, PP 42 Tahun 1993, yang menuliskan setiap tempat razia haruslah dilengkapi tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan kendaraan bermotor. Kalau gak ada, kamu boleh protes.
2. Polisi memiliki surat tugas yang sah.
Kalau kamu tiba-tiba dirazia dan pak polisi gak bisa menunjukkan surat tugasnya, maka itu bukan razia yang sah. Hal ini disebutkan dalam pasal 13 PP 42 Tahun 1993. Bunyinya, setiap petugas yang melaksanakan pemeriksaan wajib membawa surat tugas. Ada
pula pasal 14 yang menerangkan, surat tugas itu harus memuat beberapa hal penting seperti, alasan dan jenis pemeriksaan, waktu pemeriksaan, penanggung jawab pemeriksaan, daftar petugas yang memeriksa, dan daftar pejabat penyidik yang ditugaskan selama razia. Kalau gak ada ini, mending langsung jalan saja.
3. Polisi wajib memakai seragam dan atributnya.
Dalam pasal 16 PP 42 Tahun 1993 ayat 1 dinyatakan, petugas yang melakukan peeriksaan wajib menggunakan pakaian seragam, atribut yang jelas, tanda-tanda khusus sebagai petugas pemeriksa, dan perlengkapan pemeriksaan. Nah! Kalau pak petugas merazia kamu tapi kelupaan pakai sabuk, dia gak berhak melakukan pemeriksaan.
4. Razia malam harus disertai papan bercahaya kuning.
Jika pemeriksaan terjadi malam hari tidak beda jauh dengan siang. Bedanya hanya di papan. Papan malam harus diberi cahaya kuning sebagai tanda adanya razia.
5. Hanya polisi lalu lintas yang berhak menilang.
Ini perlu banget kamu ketahui. Cuma polisi lalu lintas yang berhak menjatuhkan sanksi atas ketidakdisiplinan saat kamu berkendara. Kalau ada polisi-polisi lain yang menilang kamu, gak usah ditanggapi, ya. Itu cuma oknum.
Itu tadi beberapa syarat razia supaya jadi razia sah. Jika seluruh syarat ini sudah dipenuhi dan kamu kena pemeriksaan, kamu harus ikhlas. Kalau kamu bersalah, terima saja. Gak usah repot-repot negosiasi, mencari pembenaran, atau malah membantah bapak polisi. Asalkan penuhi semua syarat untuk berkendara maka kamu akan aman sepanjang perjalanan.
Heits, gak cuma pak polisi yang bisa nyari kesalahan kamu. Kamu juga bisa kok mencari ‘titik kelemahan’ mereka. Hihihi. Bukan ingin melawan aparat, namun ada saja oknum petugas yang nakal. Pura-pura mengadakan razia demi menguntungkan dirinya. Nah, supaya kamu terhindar dari razia bohongan ini, kamu tanyakan 5 hal ini deh. Berikut ulasan yang diambil dari Liputan6.com. Simak, yuk.
1. Adanya papan pemberitahuan.
Kita sering mendapati razia secara mendadak atau disergap tiba-tiba dan pak polisi bilang sedang mengadakan razia. Ini namanya pemeriksaan bodong. Padahal jelas hukumnya di Pasal 15 ayat 1-3, PP 42 Tahun 1993, yang menuliskan setiap tempat razia haruslah dilengkapi tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan kendaraan bermotor. Kalau gak ada, kamu boleh protes.
2. Polisi memiliki surat tugas yang sah.
Kalau kamu tiba-tiba dirazia dan pak polisi gak bisa menunjukkan surat tugasnya, maka itu bukan razia yang sah. Hal ini disebutkan dalam pasal 13 PP 42 Tahun 1993. Bunyinya, setiap petugas yang melaksanakan pemeriksaan wajib membawa surat tugas. Ada
pula pasal 14 yang menerangkan, surat tugas itu harus memuat beberapa hal penting seperti, alasan dan jenis pemeriksaan, waktu pemeriksaan, penanggung jawab pemeriksaan, daftar petugas yang memeriksa, dan daftar pejabat penyidik yang ditugaskan selama razia. Kalau gak ada ini, mending langsung jalan saja.
3. Polisi wajib memakai seragam dan atributnya.
Dalam pasal 16 PP 42 Tahun 1993 ayat 1 dinyatakan, petugas yang melakukan peeriksaan wajib menggunakan pakaian seragam, atribut yang jelas, tanda-tanda khusus sebagai petugas pemeriksa, dan perlengkapan pemeriksaan. Nah! Kalau pak petugas merazia kamu tapi kelupaan pakai sabuk, dia gak berhak melakukan pemeriksaan.
4. Razia malam harus disertai papan bercahaya kuning.
Jika pemeriksaan terjadi malam hari tidak beda jauh dengan siang. Bedanya hanya di papan. Papan malam harus diberi cahaya kuning sebagai tanda adanya razia.
5. Hanya polisi lalu lintas yang berhak menilang.
Ini perlu banget kamu ketahui. Cuma polisi lalu lintas yang berhak menjatuhkan sanksi atas ketidakdisiplinan saat kamu berkendara. Kalau ada polisi-polisi lain yang menilang kamu, gak usah ditanggapi, ya. Itu cuma oknum.
Itu tadi beberapa syarat razia supaya jadi razia sah. Jika seluruh syarat ini sudah dipenuhi dan kamu kena pemeriksaan, kamu harus ikhlas. Kalau kamu bersalah, terima saja. Gak usah repot-repot negosiasi, mencari pembenaran, atau malah membantah bapak polisi. Asalkan penuhi semua syarat untuk berkendara maka kamu akan aman sepanjang perjalanan.
Ada yang berani
BalasHapus