Agama adalah sesuatu yang didasari keimanan. Hal yang tentu sangat bertentangan dengan sains, yang berdasarkan kajian ilmiah yang dibuktikan secara ilmiah pula. Seringkali kejadian dalam ranah agama yang sama sekali tak bisa dijelaskan dengan sains, membuat seseorang justru mendapat pencerahan dalam suatu agama tertentu.
Tujuan dalam ranah sains yang ingin membuktikan semua hal secara ilmiah, membuat banyak sekali ilmuwan yang ingin menguji secara ilmiah berbagai konsep yang dikenal dalam agama. Ada beberapa mungkin yang berhasil, dan ada pula yang gagal total.
Berikut beberapa penelitian ilmiah yang gagal buktikan konsep agama.
Konsep Jin
Di dalam agama Islam, konsep Jin adalah hal yang sudah dikenal secara luas. Hal yang paling awam yang banyak diketahui masyarakat adalah tentang Manusia yang terbuat dari segumpal tanah, malaikat dari cahaya, dan Jin dari api. Namun ilmuwan tak secara sederhana menerima konsep tersebut. Mereka ingin lebih dalam membuktikan.
Dari sebuah buku yang terbit tahun 1980 berjudul 'Life Beyond Earth,' Jin dianggap sebagai 'makhluk ekstraterestrial' atau alien. Konsepnya, Jin adalah sebuah plasma yang hidup di matahari. Hal inilah yang merujuk pada mengapa Jin terbuat dari api, karena merupakan plasma dari permukaan matahari. Sedangkan penjelasan tentang 'kehidupan' yang dimiliki Jin, dideskripsikan sebagai bentuk dari tarikan magnetik yang terjadi karena adanya ion positif dan negatif yang terkandung di dalamnya.
Meski demikian, hal ini sama sekali tak membuktikan secara ilmiah keberadaan Jin yang merupakan benda gaib, dan juga tak berakhir sebagai teori yang benar.
Selain itu, UFOlogist bernama Chris Line punya hipotesis serupa, di mana ia berpendapat bahwa Jin hidup di spektrum inframerah, dan Malaikat hidup di spektrum ultraviolet. Hal inilah yang membuat mereka punya efek elektromagnteik tapi berada pada realitas yang berbeda. Hal ini pun juga tak terbukti secara ilmiah dan hanya jadi teori belaka.
Reinkarnasi
Dalam agama Buddha dikenal konsep reinkarnasi yang percaya seseorang akan hidup kembali di jiwa yang lain setelah meninggal. Budaya yang sama sekali tak mengenal konsep semacam ini, mencoba menalarkan dengan kajian ilmiah.
Seorang psikiater dari University of Virginia bernama Jim Tucker, menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari data tentang anak-anak yang mengklaim diri memiliki kehidupan masa lalu. Dengan mengolah berbagai data dengan metodologi yang sangat baik, Jim mendapat sebuah pola dari data yang dia kumpulkan.
Data dari Jim menunjukkan bahwa hanya anak berumur 2 hingga 6 tahun yang menyadari bahwa ia memiliki kehidupan masa lalu, dan rata-rata kematian kehidupan masa lalunya di umur 28 tahun, di mana 70 persennya meninggal dengan kekerasan atau tidak biasa. Meski ada pola yang ditemukan, hal ini tak membuktikan apa-apa tentang eksisnya reinkarnasi secara ilmiah.
Selain dari penelitian ini, sebuah teori dijabarkan dari aspek fisika kuantum. Dari fisika kuantum, kehidupan itu berasal dari kesadaran yang membentuk material, bukan sebaliknya. Jika teori ini benar, sebuah kesadaran tentu tak butuh tubuh atau otak secara fisik untuk hidup. Meski demikian, hal ini tak membuat reinkarnasi jadi ada secara ilmiah.
Lahirnya Yesus Kristus
Kisah tentang lahirnya Yesus Kristus dari rahim seorang ibu yang perawan adalah bagian yang sangat penting dari agama Kristen. Hal ini dipercaya sebagai Roh Kudus yang dikandung dan dilahirkan oleh Bunda Maria yang perawan. Para ilmuwan merasa meski belum menemukan penjelasan ilmiahnya, konsep semacam 'clone' yang melahirkan Yesus, seharusnya membuat Yesus berjenis kelamin wanita, karena sesuai dengan 'clone' ibunya.
Hal ini jadi tanda tanya besar bagi para ilmuwan, di mana mereka bertanya-tanya dari mana Yesus mendapat kromosom Y yang membuatnya jadi seorang laki-laki. Sebuah pendapat muncul tentang hal ini, di mana Bunda Maria dianggap membawa kromosom XY namun mengalami kondisi 'testicular feminization.' Dalam kasus ini seharusnya dalam proses partenogenesis atau mengandung tanpa fertilisasi yang terjadi pada Bunda Maria, ia mengandung seorang dengan kromosom X yang kebal terhadap testosteron, yakni wanita. Hal ini membuat kesucian agama lagi-lagi tak bisa dipecahkan sains.
Teori lain menyatakan bahwa Bunda Maria adalah 'genetic mosaic,' di mana ada dua embrio kembar dalam rahimnya yang menjadikan embrionya mengusung kromosom Y. Tentu ini juga masih tak terbukti.
Surga dan Neraka
Sebuah jurnal sains bernama Applied Optics ingin mencoba prinsip termodinamika dengan memberikan konteks pada konsep surga dan neraka.
Mengacu ayat pada kitab suci Injil yang menuliskan Surga itu mendapat cahaya dari Bulan seperti Bumi mendapat cahaya dari Matahari, dan cahaya matahari itu 7 kali cahaya selama 7 hari. Menurut jurnal ilmiah tersebut, berarti Surga akan mendapat radiasi dari Bulan sebagaimana Bumi mendapat radiasi dari Matahari dan 49 kali lebih banyak radiasi dari radiasi matahari yang diterima Bumi.
Secara termodinamika, Surga akan lebih panas 50 kali dari Bumi. Dengan menggunakan hukum radiasi ke-empat Stefan-Boltzmann, Surga akan memiliki temperatur 525 derajat Celcius. Tentu tak akan ada bisa memberi kita informasi berapa temperatur surga.
Sebaliknya, dalam sebuah ayat kitab suci Injil, dijelaskan bahwa yang berbuat dosa akan dibakar di api dan belerang. Jurnal tersebut menunjuk bahwa suhu dari kawah sulfur selalu di bawah 444,6 derajat Celcius agar kawah tersebut tak menguap. Jadi kesimpulan dari percobaan ilmiah ini adalah Neraka akan lebih dingin dari Surga, di mana hal tersebut bertentangan dengan ajaran agama.
Sumber : https://www.merdeka.com
0 Response to "INIlah 4 Penelitian ilmiah yang gagal buktikan konsep agama !!!"
Posting Komentar