Niatnya sih,.... Cuman Mau Melamar Doang, Tapi .....????

Seorang natizen bernama Ali Irfan menceritakan kisah pertunangan adik kaandungnya yang pada saat itu hendak mengikat janji dengan sebuah cincin. Namun tak disangka – sangka , ternyata hari pertunangan yang diharapkan lancar sampai acara selesai ini memberikan sebuah kejutan yang tak pernah diduga.

Pada saat itu, pihak orangtua si gadis tunangan adiknya itu tak hanya memberikan restu pertunangan saja, tetapi pihak besan malah menyuruh kedua pasangan untuk segera melangsungkan ijab kabul.


Kisah lamaran yang tak pernah dipikirkan sebelumnya ini pun membuat Irfan sebagai kakak kandung merasa bahagia dan tak menyangka dengan hal itu.


Irfan membagikan cerita lamaran adiknya ini dilaman Facebooknya,
Begini kisah selengkapnya:

“Kemarin, Minggu 23 Oktober 2016 saya menemani adik khitbah di Majalengka. Dua minggu sebelumnya telah melangsungkan proses taaruf. Prosesnya memang sedemikian singkat dan seakan dimudahkan jalan. Dalam hati, saya berdoa semoga kelak dimudahkan pula proses pernikahannya. Saat itu terjadi percakapan singkat dengan adik saya,” tulis Ali Irfan mengawali ceritanya.

“Sudah Rizal siapkan cincinnya?” tanya saya.

“Sudah, mas,” jawab Rizal.

“Kamu sudah mantap?”

“Insya Allah mantap.”

“Kalau bisa setelah khitbah, jangan terlalu lama. Maksimal tiga bulan saja.”

“Insya Allah, mas.”

Irfan juga mengatakan bahwa untuk menyelenggarakan pernikahan, tiga bulan itu adalah waktu yang tidak terlalu cepat, juga tidak terlalu lama. Tapi kalau hanya mau nikah saja saat itu juga bisa asal memenuhi syarat kedua calon mempelai, wali, saksi, dan mahar, saat itu juga pun bisa langsung dinikahkan.

Irfan yang merupakan anak pertama dan kakak kandung dari adiknya itupun berusaha untuk menjadi wakil keluarga untuk menyampaikan maksud mulia tersebut.

“Saya sampaikan bahwa kedatangan dengan membawa serta keluarga utamanya adalah silaturahim sekaligus memperkenalkan keluarga. Kemudian saya sampaikan pula maksud kedatangan adalah mengkhitbah Umi Mukaromah untuk adik saya Ali Amrizal,” ujar Irfan.

Dan peristiwa ini menjadi salah satu pengalaman pertama Irfan dalam melamarkan orang lain untuk dijadikan istri adiknya.

“Kalau menikahkan sudah pernah. Tepatnya menikahkan adik perempuan saya Nurmaulidianti. Meski sudah ada penghulu, saya sendiri yang menikahkan. Sudah seperti orangtua saja saya rupanya,” kata Irfan dengan nada tertawa.
Dan ternyata ….

Dan ternyata keberanian Irfan untuk menjadi wakil keluarga dalam lamaran adiknya itu diterima dengan baik oleh ayah calon istri adiknya.

Di waktu itu juga , ayah dari mempelai wanita menyampaikan jika setelah dilangsungkan prosesi taaruf, sudah saling mengenal, maka tak ada lagi penghalang untuk segera melangsungkan pernikahan.

“Yang mau menikah keduanya sudah saling mengenal, wali sudah ada, saksi ada, kedua keluarga menyaksikan. Jadi tidak ada alasan untuk tidak segera melangsungkan akad nikah,” kata ayah dari calon istri adiknya.

Sanng ayah dari mempelai wanita itupun meminta ijab qabul untuk segera dilakukan demi menghindari fitnah dan kemaksiatan kedua mempelai.

Di sisi lain, kedua mempelai pun mengaku sudah mantap dengan kekasihnya itu. Ia pun mengiyakan permintaan mertuanya itu.

Hingga pada akhirnya ,cincin yang sedianya akan dijadikan sebagai pengikat dalam prosesi khitbah, dijadikan mahar. Ditambah ada uang tunai tujuh ratus ribu sebagai tambahan mas kawin. Memang sama sekali tidak direncanakan.



Betapa mudahnya Islam, sampai-sampai urusan mahar juga begitu dimudahkan. Allahumma yassir, wala tu’assir.

“Tak satu pun dari kami menduga bahwa ternyata hari itu langsung akad nikah! Jika ada yang mudah, kenapa harus dipersulit. Saya baru melihat bahwa ternyata proses pernikahan dalam Islam ternyata sesederhana ini. Haru sekaligus bahagia bersatu padu di hari bahagia itu. Barakallah wa baraka alaikuma wajama’a bainakuma bikhoir. Semoga Allah memberkahi pernikahan kalian,” ujar Irfan mengakhir ceritanya sembari menyisipkan doa untuk adik dan istrinya.

Tweet