Saat hidup terasa sangat berat, kadang kita harus membaca kisah-kisah kehidupan yang membuat kita tidak lupa bersyukur. Tidak perlu menyesali hidup dengan membandingkannya dengan orang lain, atau merasa diri tidak berguna.
Bacalah kisah-kisah ini, Anda akan semakin kuat dan banyak bersyukur. Saat Anda kesal dengan ayah, bacalah kisah seorang tukang becak di India, yang menggendong bayi perempuannya saat bekerja karena sang istri meninggal setelah melahirkan.
Saat Anda merasa begitu miskin tapi ingin membantu orang lain, kadang membantu tidak harus dengan uang, tetapi kasih sayang, seperti kisah wanita pemulung yang memelihara 30 bayi yang sengaja dibuang di tempat sampah.
Bacalah 5 kisah ini, lihat betapa Tuhan amat pengasih dan menyayangi umat-Nya, termasuk Anda.
Tukang Becak dan Bayi Perempuannya
Hati siapa yang tidak tersentuh melihat seorang pria menarik becak di siang hari yang panas sambil menggendong bayi? Hal ini benar-benar terjadi di India. Pria ini mengasuh bayinya karena sang istri meninggal setelah melahirkan dan tidak ada yang bersedia merawat sang bayi.
Dilansir Dailymail, nama pria ini adalah Bablu Jatav, 38 tahun. Dia dikaruniai seorang bayi perempuan yang diberi nama Damini setelah menikah selama 15 tahun dengan istrinya, Shanti. Pak Bablu mengatakan bahwa dia sangat senang diberkati seorang putri, tetapi dia menyimpan kesedihan mendalam karena sang istri meninggal sesaat setelah melahirkan.
"Shanti meninggal tidak lama setelah melahirkan di rumah sakit pada tanggal 20 September," ujar pak Bablu. "Sejak saat itu, belum ada seorang pun yang mau merawat putri saya, sehingga saya yang merawatnya, bahkan pada saat saya menarik becak," lanjutnya.
Pekerjaan pak Bablu sehari-hari adalah penarik becak di kota Bharatpur. Dia tidak memiliki saudara yang bisa merawat bayinya, sehingga jalan satu-satunya adalah merawat sang putri sambil bekerja. Pak Bablu menggendong bayinya dengan kain yang dililitkan di leher. Hal ini terpaksa dia lakukan, bahkan di tengah hari yang sangat panas.
Kondisi ini memang memprihatinkan, terutama bagi Damini yang masih sangat kecil. Panasnya matahari dan kondisi jalanan membuatnya harus dilarikan di rumah sakit Jaipur beberapa waktu yang lalu. Sang bayi mengalami septikemia, anemia dan dehidrasi akut. Untungnya, kondisi sang bayi membaik setelah dirawat.
Berita ini dengan cepat menyebar di India, sehingga banyak tawaran bantuan yang diterima oleh pak Bablu. Besar kemungkinan bahwa pemerintah India setempat sedang memproses cara untuk membantu merawat sang bayi. Semoga bantuan segera datang, sehingga bayi perempuan ini mendapat perawatan yang lebih baik.
Ladies, jangan remehkan cinta seorang ayah. Sudahkah Anda berterima kasih pada beliau?
Pemulung Yang Mengadopsi 30 Bayi Terlantar
Banyak orang yang tega membuang bayi yang masih hidup dengan banyak alasan. Malu karena sang bayi lahir di luar pernikahan, atau.. takut karena tidak punya biaya untuk menghidupi sang bayi. Tapi tahukah Anda, seorang pemulung di China mampu mengadopsi 30 bayi yang dibuang. Inilah kebesaran hati Tuhan yang kadang tak mampu dirasakan semua orang.
Nama wanita ini adalah Lou Xiaoying, usianya saat ini 88 tahun. Pekerjaannya adalah pemulung sampah, suami Lou Xiaoying telah meninggal 17 tahun yang lalu. Keadaan hidup yang sulit dan keterbatasan ekonomi tidak mengecilkan hati Lou Xiaoying untuk berbuat baik pada sesama manusia. Dia telah mengadopsi 30 bayi sejak tahun 1972.
Walaupun usianya sudah menua, kebaikan hati Lou Xiaoying tidak surut dimakan usia. Anak adopsi yang paling muda saat ini berusia enam tahun, namanya Zhang Qilin. Lou Xiaoying menemukan bayi tersebut di tempat sampah. Dengan kondisi yang lemah, wanita itu membawa sang bayi ke rumahnya yang sangat kecil untuk dirawat. "Kini dia sudah menjadi anak yang sehat dan bahagia," ujar Lou Xiaoying.
Sementara itu, anak adopsi pertama ditemukan Lou Xiaoying di jalan, seorang bayi perempuan. "Ia terbaring di antara sampah di jalan, terlantar," kenang wanita tua itu. Dengan keterbatasan Tidak semua bayi yang ditemukan dan dirawat Lou Xiaoying terus bersamanya hingga dewasa. Beberapa di antara mereka diadopsi keluarga yang lebih mampu.
"Saya tidak mengerti mengapa orang-orang tega meninggalkan bayi selemah itu di jalan," ujar Lou Xiaoying. Baginya, bayi-bayi tersebut adalah makhluk hidup yang berharga, mereka seharusnya mendapat kasih sayang dan cinta.
Kisah ini mulai menyebar ke seluruh China dan mendapat perhatian dunia. Seseorang yang menaruh simpati pada kisah ini Seseorang yang simpatik terhadap Lou mengatakan bahwa pemerintah, sekolah, dan masyarakat China yang tak berbuat apa-apa seharusnya malu pada Lou. “Dia tak punya uang atau kekuasaan, tetapi mampu menyelamatkan anak-anak dari kematian dan kondisi yang lebih parah,” ungkapnya.
Kisah nyata ini membuktikan bahwa kebaikan hati seseorang tidak dapat dinilai dengan materi. Seorang pemulung sampah yang kehidupannya sulit bisa memiliki hati semulia emas.
Jadilah manusia yang berguna untuk orang lain. Jangan menunggu materi atau kesempatan. Hati mulia yang akan menuntun Anda.
Perjuangan Gadis Pakistan Demi Pendidikan Meskipun Tertembak di Kepala
Ladies, isu kesetaraan pendidikan bagi pria dan wanita sudah pudar seiring berjalannya waktu. Pria dan wanita di Indonesia bisa menempuh pendidikan tanpa perbedaan. Tetapi kondisi ini berbeda di negara Pakistan, anak perempuan masih sulit bahkan dilarang menempuh pendidikan.
Hal ini membuat seorang gadis remaja berusia 15 tahun memperjuangkan pendidikan bagi kaumnya. Malala Yousafzai adalah nama gadis ini. Dia hampir kehilangan nyawanya setelah ditembak oleh pria bersenjata Taliban setelah menulis di sebuah blog mengenai pentingnya pendidikan bagi perempuan.
Malala tidak menyerah, selama masa pemulihan di rumah sakit, dia tetap aktif membaca dan berterima kasih atas perhatian warga dunia pada perjuangannya. Mari simak kegigihan gadis muda yang pemberani dan penuh inspirasi ini.
Penjual Sayur Sederhana Sumbangkan Milyaran Rupiah
Kita seringkali berpikir bahwa untuk bisa membantu orang yang membutuhkan, kita harus jadi orang kaya atau setidaknya punya banyak uang. Mungkin wanita ini menyetujui setengah dari pemikiran itu. Chen Shu Chu, seorang penjual sayur di Taiwan, berusaha mengumpulkan uang untuk membantu orang-orang yang kesusahan.
Ia bukan berusaha menjadi orang kaya yang membantu banyak orang, namun ia membantu dengan segala yang ia dapatkan dari berjualan sayur. Kurang lebih ia sudah mendonasikan sekitar Rp 3 miliar lebih dari hasil penjualannya. Menurut sebuah koran, Chen Shu Chu mengatakan, "Uang itu akan bernilai ketika kita gunakan untuk mereka yang membutuhkan." Hal ini ia lakukan karena ia terinspirasi dari pengalamannya saat masih kecil, di mana ia mengalami kesulitan dan kemiskinan.
Bila dijabarkan, uang Rp 3 miliar yang didonasikannya sudah digunakan sekitar Rp 320 juta untuk anak-anak, Rp 144 juta untuk membangun perpustakaan sekolahnya dan Rp 320 juta untuk anak yatim piatu di daerahnya. Meski sudah mendonasikan sebanyak itu, namun wanita ini tidak berencana untuk berhenti menjadi donatur.Meski sudah menjadi pembicaraan di seluruh dunia, namun wanita ini tetap rendah hati. Ia tidak bercerita banyak, karena menurutnya tidak ada yang bisa diceritakan. Ia hanya menjual sayur dan kemudian mendonasikannya, tidak ada hal lain dan dia tidak sedang berkompetisi dengan orang kaya mana pun. Sikap terpuji ini membuatnya pernah masuk sebagai 100 orang paling berpengaruh di tahun 2010 dan memenangkan gelar kedermawanan dari Forbes Asia.
Lepas dari nilai fantastis yang sudah dihasilkannya, serta gelar yang dimiliki tas apa yang ia lakukan, mari kita sederhanakan pemikiran wah ini. Bahwa sebenarnya, semua ini dimulai hanya dari berjualan sayur di pasar. Sebuah tempat di mana perekonomian menengah ke bawah dimulai. Chen Shu Chu bukan pemilik saham perusahaan besar, namun ia sudah menanamkan saham kebaikan dalam hidupnya. Ia melakukan hal sederhana, namun menghasilkan perbuatan yang mengagumkan.
Wanita 59 tahun ini memulai harinya pukul 3 pagi ke pasar di mana toko sayurnya berada, kemudian ia akan pulang pukul delapan malam. Ia menjadi yang pertama datang dan menjadi yang terakhir pulang di pasar tersebut. Chen Shu Chu hanya butuh bekerja dan tempat untuk tidur, ia menggunakan uang seperlunya. Sebuah kehidupan yang sangat sederhana, jauh dari kemewahan.
Yang dapat kita pelajari dari ibu ini adalah tekadnya. Kita tidak perlu ikut-ikutan jualan sayur. Namun dengan apa yang kita miliki, kita bisa membantu orang-orang dengan cara yang tidak muluk-muluk. Chen Shu Chu telah menjadi legenda di Asia. Berkat apa yang ia lakukan, kini mulai muncul banyak orang yang membantu sesamanya di Asia. Bagaimana dengan Anda?
Potong Saja Tanganku, Asal Anakku Sembuh
Lengan saya boleh dipotong untuk putri kecilku jika itu memang dibutuhkan. Saya tidak berpikir dua kali saat harus mendonorkan hatiku untuk dia,"
Itulah yang dikatakan Charlotte Rogers, seorang ibu yang memiliki balita dengan kelainan langka di bagian hatinya. Kisah ini menjadi inspirasi, sekaligus fakta bahwa cinta ibu tidak akan tergantikan oleh apapun. Demi buah hati, seorang ibu bahkan rela memberikan nyawanya.
Putriku Memiliki Kelainan Hati
Setiap orang tua pasti ingin buah hatinya sehat dan bahagia. Demikian halnya dengan tuan dan nyonya Rogers dari kota Betley, Staffordshire. Mereka memiliki buah hati perempuan bernama Imogen yang didiagnosis mengalami kondisi atresia bilier. Kelainan ini sangat langka, Imogen lahir tanpa saluran empedu. Kondisi tersebut menyebabkan sang bayi tidak bisa mencerna lemak dalam makanan yang dikonsumsi, sehingga hatinya menjadi sangat tegang dalam kondisi mengkhawatirkan dan dapat berisiko kematian.
Imogen setelah operasi pada tanggal 5 September dan setelah pemulihan (c) dailymail.co.uk
Bayi kecil ini mendapat diagnosis setahun yang lalu, tepatnya menjelang Natal. Saat itu Imogen baru dilahirkan, tubuhnya berwarna kuning dan tidak bisa hilang. Bayi kecil itu harus menjalani beberapa pemeriksaan tes darah dan menjalani operasi. Keluarga kecil ini terpaksa merayakan Natal di bangsal rumah sakit. Bagi sang ibu, menyadari buah hati kecilnya harus berhadapan dengan pisau bedah menjadi momen yang sangat menakutkan. Operasi yang telah berjalan tiga jam gagal, Imogen tetap dalam kondisi sakit.
Nyawaku Akan Kuberi Untuk Kesembuhan Putriku
Kondisi Imogen yang belum membaik membuat tuan dan nyonya Rogers mempelajari berbagai kemungkinan medis, termasuk donor hati. Donor organ tubuh biasanya diambil dari seseorang yang baru meninggal, karena risikonya cukup besar. Tetapi tidak ada yang bisa menghentikan langkah nyonya Rogres untuk memberikan sebagian hatinya untuk sang buah hati. "Saat saya menemukan kesempatan yang masuk akal bagi kesembuhannya, termasuk transplantasi hati dari orang yang masih hidup, saya tidak memikirkan hal lain, saya harus memberikan hati saya untuk Imogen," ujarnya.
Rangkaian prosedur tes kesehatan yang panjang dilakukan untuk melakukan operasi transplantasi hati. Nyonya Rogres mengaku dia sangat takut dengan jarum, tetapi dia mampu menghadapi rangkaian tes sampel darah. Operasi ini dilakukan 5 September 2012, ketika usia Imogen mencapai 11 bulan. Keduanya menjalani operasi bersamaan, di rumah sakit yang berbeda selama sembilan jam.
Dalam masa pemulihan setelah operasi, perlu waktu 6 hari hingga nyonya Rogres bisa melihat putrinya kembali. Dia melihat perkembangan putrinya dari foto-foto yang diambil para petugas transplantasi. Yang menakjubkan, Imogen pulih lebih cepat daripada ibunya. Hal itu membuat nyonya Rogers semakin bersemangat untuk pulih.
Saat ini, mereka berdua telah pulih dan dalam kondisi sehat. Nyonya Rogers mengatakan bahwa dia memang lelah menjalani rangkaian tes kesehatan, tetapi saat menatap Imogen, semuanya lenyap dan selalu ada harapan untuk terus melangkah ke depan.
Tidak ada yang mengalahkan cinta seorang ibu untuk buah hatinya. Semoga kisah nyata ini membuat Anda tidak pernah lupa untuk berterima kasih dan semakin menyayangi ibu.
Bacalah kisah-kisah ini, Anda akan semakin kuat dan banyak bersyukur. Saat Anda kesal dengan ayah, bacalah kisah seorang tukang becak di India, yang menggendong bayi perempuannya saat bekerja karena sang istri meninggal setelah melahirkan.
Saat Anda merasa begitu miskin tapi ingin membantu orang lain, kadang membantu tidak harus dengan uang, tetapi kasih sayang, seperti kisah wanita pemulung yang memelihara 30 bayi yang sengaja dibuang di tempat sampah.
Bacalah 5 kisah ini, lihat betapa Tuhan amat pengasih dan menyayangi umat-Nya, termasuk Anda.
Tukang Becak dan Bayi Perempuannya
Hati siapa yang tidak tersentuh melihat seorang pria menarik becak di siang hari yang panas sambil menggendong bayi? Hal ini benar-benar terjadi di India. Pria ini mengasuh bayinya karena sang istri meninggal setelah melahirkan dan tidak ada yang bersedia merawat sang bayi.
Dilansir Dailymail, nama pria ini adalah Bablu Jatav, 38 tahun. Dia dikaruniai seorang bayi perempuan yang diberi nama Damini setelah menikah selama 15 tahun dengan istrinya, Shanti. Pak Bablu mengatakan bahwa dia sangat senang diberkati seorang putri, tetapi dia menyimpan kesedihan mendalam karena sang istri meninggal sesaat setelah melahirkan.
"Shanti meninggal tidak lama setelah melahirkan di rumah sakit pada tanggal 20 September," ujar pak Bablu. "Sejak saat itu, belum ada seorang pun yang mau merawat putri saya, sehingga saya yang merawatnya, bahkan pada saat saya menarik becak," lanjutnya.
Pekerjaan pak Bablu sehari-hari adalah penarik becak di kota Bharatpur. Dia tidak memiliki saudara yang bisa merawat bayinya, sehingga jalan satu-satunya adalah merawat sang putri sambil bekerja. Pak Bablu menggendong bayinya dengan kain yang dililitkan di leher. Hal ini terpaksa dia lakukan, bahkan di tengah hari yang sangat panas.
Kondisi ini memang memprihatinkan, terutama bagi Damini yang masih sangat kecil. Panasnya matahari dan kondisi jalanan membuatnya harus dilarikan di rumah sakit Jaipur beberapa waktu yang lalu. Sang bayi mengalami septikemia, anemia dan dehidrasi akut. Untungnya, kondisi sang bayi membaik setelah dirawat.
Berita ini dengan cepat menyebar di India, sehingga banyak tawaran bantuan yang diterima oleh pak Bablu. Besar kemungkinan bahwa pemerintah India setempat sedang memproses cara untuk membantu merawat sang bayi. Semoga bantuan segera datang, sehingga bayi perempuan ini mendapat perawatan yang lebih baik.
Ladies, jangan remehkan cinta seorang ayah. Sudahkah Anda berterima kasih pada beliau?
Pemulung Yang Mengadopsi 30 Bayi Terlantar
Banyak orang yang tega membuang bayi yang masih hidup dengan banyak alasan. Malu karena sang bayi lahir di luar pernikahan, atau.. takut karena tidak punya biaya untuk menghidupi sang bayi. Tapi tahukah Anda, seorang pemulung di China mampu mengadopsi 30 bayi yang dibuang. Inilah kebesaran hati Tuhan yang kadang tak mampu dirasakan semua orang.
Nama wanita ini adalah Lou Xiaoying, usianya saat ini 88 tahun. Pekerjaannya adalah pemulung sampah, suami Lou Xiaoying telah meninggal 17 tahun yang lalu. Keadaan hidup yang sulit dan keterbatasan ekonomi tidak mengecilkan hati Lou Xiaoying untuk berbuat baik pada sesama manusia. Dia telah mengadopsi 30 bayi sejak tahun 1972.
Walaupun usianya sudah menua, kebaikan hati Lou Xiaoying tidak surut dimakan usia. Anak adopsi yang paling muda saat ini berusia enam tahun, namanya Zhang Qilin. Lou Xiaoying menemukan bayi tersebut di tempat sampah. Dengan kondisi yang lemah, wanita itu membawa sang bayi ke rumahnya yang sangat kecil untuk dirawat. "Kini dia sudah menjadi anak yang sehat dan bahagia," ujar Lou Xiaoying.
Sementara itu, anak adopsi pertama ditemukan Lou Xiaoying di jalan, seorang bayi perempuan. "Ia terbaring di antara sampah di jalan, terlantar," kenang wanita tua itu. Dengan keterbatasan Tidak semua bayi yang ditemukan dan dirawat Lou Xiaoying terus bersamanya hingga dewasa. Beberapa di antara mereka diadopsi keluarga yang lebih mampu.
"Saya tidak mengerti mengapa orang-orang tega meninggalkan bayi selemah itu di jalan," ujar Lou Xiaoying. Baginya, bayi-bayi tersebut adalah makhluk hidup yang berharga, mereka seharusnya mendapat kasih sayang dan cinta.
Kisah ini mulai menyebar ke seluruh China dan mendapat perhatian dunia. Seseorang yang menaruh simpati pada kisah ini Seseorang yang simpatik terhadap Lou mengatakan bahwa pemerintah, sekolah, dan masyarakat China yang tak berbuat apa-apa seharusnya malu pada Lou. “Dia tak punya uang atau kekuasaan, tetapi mampu menyelamatkan anak-anak dari kematian dan kondisi yang lebih parah,” ungkapnya.
Kisah nyata ini membuktikan bahwa kebaikan hati seseorang tidak dapat dinilai dengan materi. Seorang pemulung sampah yang kehidupannya sulit bisa memiliki hati semulia emas.
Jadilah manusia yang berguna untuk orang lain. Jangan menunggu materi atau kesempatan. Hati mulia yang akan menuntun Anda.
Perjuangan Gadis Pakistan Demi Pendidikan Meskipun Tertembak di Kepala
Ladies, isu kesetaraan pendidikan bagi pria dan wanita sudah pudar seiring berjalannya waktu. Pria dan wanita di Indonesia bisa menempuh pendidikan tanpa perbedaan. Tetapi kondisi ini berbeda di negara Pakistan, anak perempuan masih sulit bahkan dilarang menempuh pendidikan.
Hal ini membuat seorang gadis remaja berusia 15 tahun memperjuangkan pendidikan bagi kaumnya. Malala Yousafzai adalah nama gadis ini. Dia hampir kehilangan nyawanya setelah ditembak oleh pria bersenjata Taliban setelah menulis di sebuah blog mengenai pentingnya pendidikan bagi perempuan.
Malala tidak menyerah, selama masa pemulihan di rumah sakit, dia tetap aktif membaca dan berterima kasih atas perhatian warga dunia pada perjuangannya. Mari simak kegigihan gadis muda yang pemberani dan penuh inspirasi ini.
Penjual Sayur Sederhana Sumbangkan Milyaran Rupiah
Kita seringkali berpikir bahwa untuk bisa membantu orang yang membutuhkan, kita harus jadi orang kaya atau setidaknya punya banyak uang. Mungkin wanita ini menyetujui setengah dari pemikiran itu. Chen Shu Chu, seorang penjual sayur di Taiwan, berusaha mengumpulkan uang untuk membantu orang-orang yang kesusahan.
Ia bukan berusaha menjadi orang kaya yang membantu banyak orang, namun ia membantu dengan segala yang ia dapatkan dari berjualan sayur. Kurang lebih ia sudah mendonasikan sekitar Rp 3 miliar lebih dari hasil penjualannya. Menurut sebuah koran, Chen Shu Chu mengatakan, "Uang itu akan bernilai ketika kita gunakan untuk mereka yang membutuhkan." Hal ini ia lakukan karena ia terinspirasi dari pengalamannya saat masih kecil, di mana ia mengalami kesulitan dan kemiskinan.
Bila dijabarkan, uang Rp 3 miliar yang didonasikannya sudah digunakan sekitar Rp 320 juta untuk anak-anak, Rp 144 juta untuk membangun perpustakaan sekolahnya dan Rp 320 juta untuk anak yatim piatu di daerahnya. Meski sudah mendonasikan sebanyak itu, namun wanita ini tidak berencana untuk berhenti menjadi donatur.Meski sudah menjadi pembicaraan di seluruh dunia, namun wanita ini tetap rendah hati. Ia tidak bercerita banyak, karena menurutnya tidak ada yang bisa diceritakan. Ia hanya menjual sayur dan kemudian mendonasikannya, tidak ada hal lain dan dia tidak sedang berkompetisi dengan orang kaya mana pun. Sikap terpuji ini membuatnya pernah masuk sebagai 100 orang paling berpengaruh di tahun 2010 dan memenangkan gelar kedermawanan dari Forbes Asia.
Lepas dari nilai fantastis yang sudah dihasilkannya, serta gelar yang dimiliki tas apa yang ia lakukan, mari kita sederhanakan pemikiran wah ini. Bahwa sebenarnya, semua ini dimulai hanya dari berjualan sayur di pasar. Sebuah tempat di mana perekonomian menengah ke bawah dimulai. Chen Shu Chu bukan pemilik saham perusahaan besar, namun ia sudah menanamkan saham kebaikan dalam hidupnya. Ia melakukan hal sederhana, namun menghasilkan perbuatan yang mengagumkan.
Wanita 59 tahun ini memulai harinya pukul 3 pagi ke pasar di mana toko sayurnya berada, kemudian ia akan pulang pukul delapan malam. Ia menjadi yang pertama datang dan menjadi yang terakhir pulang di pasar tersebut. Chen Shu Chu hanya butuh bekerja dan tempat untuk tidur, ia menggunakan uang seperlunya. Sebuah kehidupan yang sangat sederhana, jauh dari kemewahan.
Yang dapat kita pelajari dari ibu ini adalah tekadnya. Kita tidak perlu ikut-ikutan jualan sayur. Namun dengan apa yang kita miliki, kita bisa membantu orang-orang dengan cara yang tidak muluk-muluk. Chen Shu Chu telah menjadi legenda di Asia. Berkat apa yang ia lakukan, kini mulai muncul banyak orang yang membantu sesamanya di Asia. Bagaimana dengan Anda?
Potong Saja Tanganku, Asal Anakku Sembuh
Lengan saya boleh dipotong untuk putri kecilku jika itu memang dibutuhkan. Saya tidak berpikir dua kali saat harus mendonorkan hatiku untuk dia,"
Itulah yang dikatakan Charlotte Rogers, seorang ibu yang memiliki balita dengan kelainan langka di bagian hatinya. Kisah ini menjadi inspirasi, sekaligus fakta bahwa cinta ibu tidak akan tergantikan oleh apapun. Demi buah hati, seorang ibu bahkan rela memberikan nyawanya.
Putriku Memiliki Kelainan Hati
Setiap orang tua pasti ingin buah hatinya sehat dan bahagia. Demikian halnya dengan tuan dan nyonya Rogers dari kota Betley, Staffordshire. Mereka memiliki buah hati perempuan bernama Imogen yang didiagnosis mengalami kondisi atresia bilier. Kelainan ini sangat langka, Imogen lahir tanpa saluran empedu. Kondisi tersebut menyebabkan sang bayi tidak bisa mencerna lemak dalam makanan yang dikonsumsi, sehingga hatinya menjadi sangat tegang dalam kondisi mengkhawatirkan dan dapat berisiko kematian.
Imogen setelah operasi pada tanggal 5 September dan setelah pemulihan (c) dailymail.co.uk
Bayi kecil ini mendapat diagnosis setahun yang lalu, tepatnya menjelang Natal. Saat itu Imogen baru dilahirkan, tubuhnya berwarna kuning dan tidak bisa hilang. Bayi kecil itu harus menjalani beberapa pemeriksaan tes darah dan menjalani operasi. Keluarga kecil ini terpaksa merayakan Natal di bangsal rumah sakit. Bagi sang ibu, menyadari buah hati kecilnya harus berhadapan dengan pisau bedah menjadi momen yang sangat menakutkan. Operasi yang telah berjalan tiga jam gagal, Imogen tetap dalam kondisi sakit.
Nyawaku Akan Kuberi Untuk Kesembuhan Putriku
Kondisi Imogen yang belum membaik membuat tuan dan nyonya Rogers mempelajari berbagai kemungkinan medis, termasuk donor hati. Donor organ tubuh biasanya diambil dari seseorang yang baru meninggal, karena risikonya cukup besar. Tetapi tidak ada yang bisa menghentikan langkah nyonya Rogres untuk memberikan sebagian hatinya untuk sang buah hati. "Saat saya menemukan kesempatan yang masuk akal bagi kesembuhannya, termasuk transplantasi hati dari orang yang masih hidup, saya tidak memikirkan hal lain, saya harus memberikan hati saya untuk Imogen," ujarnya.
Rangkaian prosedur tes kesehatan yang panjang dilakukan untuk melakukan operasi transplantasi hati. Nyonya Rogres mengaku dia sangat takut dengan jarum, tetapi dia mampu menghadapi rangkaian tes sampel darah. Operasi ini dilakukan 5 September 2012, ketika usia Imogen mencapai 11 bulan. Keduanya menjalani operasi bersamaan, di rumah sakit yang berbeda selama sembilan jam.
Dalam masa pemulihan setelah operasi, perlu waktu 6 hari hingga nyonya Rogres bisa melihat putrinya kembali. Dia melihat perkembangan putrinya dari foto-foto yang diambil para petugas transplantasi. Yang menakjubkan, Imogen pulih lebih cepat daripada ibunya. Hal itu membuat nyonya Rogers semakin bersemangat untuk pulih.
Saat ini, mereka berdua telah pulih dan dalam kondisi sehat. Nyonya Rogers mengatakan bahwa dia memang lelah menjalani rangkaian tes kesehatan, tetapi saat menatap Imogen, semuanya lenyap dan selalu ada harapan untuk terus melangkah ke depan.
Tidak ada yang mengalahkan cinta seorang ibu untuk buah hatinya. Semoga kisah nyata ini membuat Anda tidak pernah lupa untuk berterima kasih dan semakin menyayangi ibu.
0 Response to "Inilah 5 Kisah Inspiratif Paling Menguras Air Mata. Siapkan Tissue Sebelum Membacanya"
Posting Komentar