1. MUNAFIK. Dalam al Qur`an surat An Nisaa ayat 139 dan 140 dengan jelas divonis sebagai kaum munafik oleh Allah bagi yang menjadikan kaum kafir teman dan pemimpin dengan meninggalkan kaum beriman, bahkan justru mendekati kaum kafir yang telah memperolok al Qur`an. Ditegaskan di akhir ayat 140 bahwa Allah akan mengumpulkan kaum kafir dan munafik di neraka jahannam.
2. PENGKHIANAT. Membela orang kafir yang menghina Al Qur`an adalah bentuk pengkhianatan terhadap Islam hanya karena ingin mendapatkan keuntungan materi. Pengkhianat ditandai oleh hatinya yang selalu condong kepada kaum kafir, apalagi jika telah diberi makan oleh mereka. Pengkhianatan bisa disembunyikan, namun juga bisa terang-terangan.
3. PENISTA Kaum muslimin yang dengan sengaja membela, berteman dan bahkan menjadikan pemimpin para penista agama dari golongan orang kafir, maka diapun adalah serupa dengan orang yang dibela. Pembela penista al Qur`an adalah termasuk golongan penista juga. Pembela penista adalah penista, lihat QS An Nisaa : 140.
4. PELACUR INTELEKTUAL. Banyak kaum intelektual muslim yang bergelar akademik tinggi (biasanya kuliah di Barat) dengan berbagai apologi dan fantasi intelektual membuat analogi-analogi yang seolah rasional, padahal sebenarnya hanya karena hatinya telah terjangkiti penyakit. Mereka biasanya terjebak oleh pragmatisme dan balas jasa, namun agar tidak terlihat dibungkus dengan kajian-kajian ilmiah. Mereka hakekatnya mirip dengan perilaku pelacur. Karena itu mereka layak disebut sebagai pelacur intelektual.
5. PECUNDANG. Pecundang adalah orang yang dalam hatinya tidak mau menghargai perjuangan kaum muslimin karena hatinya telah dipenuhi oleh penyakit iri dan dengki kepada kaum muslimin. Seorang yang bermental pecundang akan rela bergabung dengan kaum kafir demi memuaskan kedengkiannya. Dia akan senang jika melihat kaum muslimin menderita dan bersedih jika melihat kaum muslimin memperoleh kemenangan.
6. PENDUSTA. Salah satu karakter pendusta agama adalah mereka yang menolak memberikan bantuan kepada perjuangan kaum muslimin, sebaliknya dia justru dengan ringan memberikan bantuan kepada kaum kafir.
7. PENIPU. Seorang muslim yang cenderung kepada kaum kafir yang menghina Islam bermaksud menipu Allah, Rasulullah dan kaum muslimin. Padahal sebenarnya dia sedang menipu dirinya sendiri. Dirinyalah yang telah tertipu oleh hawa nafsunya. Dia sesungguhnya telah menyembah hawa nafsunya sendiri, tanpa dia sadari. Dialah penipu yang tertipu. Terlebih lagi jika dia bermaksud menipu kaum muslimin, maka akibatnya adalah kehinaan dirinya.
8. PENJUAL AGAMA. Allah dengan tegas melarang kaum muslimin menjual agama dengan harga duniawi yang sangat sedikit. Allah mengancam dengan keras bagi seorang muslim yang menjual agama untuk mendapatkan keuntungan materi duniawi. Membela penista ayat Qur`an biasanya diakibatkan aqidahnya telah terbeli oleh orang kafir, dengan kata lain perutnya terisi makanan dari orang kafir yang mengakibatkan tumpulnya akidah dalam hatinya. inilah karakter muslim yang telah menggadaikan akidahnya demi materi duniawi.
9. PENGEMIS. Mental seorang pengemis adalah mental menghinakan diri demi mendapat secuil materi. Mental pengemis adalah bentuk kehinaan yang dilarang Islam. Jika menjadi pengemis materi saja dianggap sebuah kehinaan, apalah lagi jika menghinakan diri dengan cara membela kaum kafir yang menista Al Qur`an demi mendapatkan secuil isi perut. Maka seorang muslim yang seperti ini harganya tidak lebih dari apa yang dikeluarkan dari perutnya.
10. DUNGU. Orang kafir yang menista al Qur`an adalah nyata-nyata sebuah perbuatan jahat dan akan mendapat siksa dari Allah. Seorang muslim yang justru membelanya adalah bentuk kedangkalan akalnya. Akal pembela kaum kafir yang menista al Qur`an telah mengalami disfungsi intelektual. Disfungsi intelektual inilah yang melahirkan kedunguan dan kebodohan dalam dirinya. Jika orang kafir membela orang kafir, itu wajar. Namun jika orang muslim membela orang kafir yang menghina Islam, itulah bentuk kedunguan sejati
0 Response to "Inilah 10 Karakter Para Pembela Penista Al-Qur'an !!"
Posting Komentar